A Magic (Wattpad Novel) Episode 2

A Magic (Wattpad Novel) Story by CahayaBunga_16

Episode 2

Awal dari segalanya...

Hujan turun begitu deras dan para kelelawar kembali ke sarang di goa tempat kami berada. Malam itu terasa begitu sunyi, hanya terdengar suara decitan kelelawar yang berdengung di telingaku bagaikan ada yang menabuh gong di dalamnya.

Aww kepalaku sakit, apa yang telah terjadi di sini?

"Beno gue takut ayo kita keluar" "Yaampun Sis sekarang lho yang ngerengek katakutan" Sahut Tito dan Kiko. "Ya udah ayo kita keluar sepertinya hujan juga sudah berhenti" jawabku.

Kami meraba terowongan goa yang gelap gulita, tanpa cahaya sedikitpun didalamnya hanya ada decitan kelelawar yang terganggu dengan keberadaan kami. Peti misterius yang menarik perhatian kami karena cahayanya yang indah sudah tidak ada lagi entah kemana perginya.

Setelah menempuh perjalanan yang begitu panjang akhirnya kami tiba di tempat perkemahan dan benar saja semua orang sedang panik mencari keberadaan kami.

Salah satu siswi di kelas kami mendekati kami "Siska, Beno, Tito dan Kiko kalian dari mana saja sampai kami semua panik mencari kalian. Ibuuu ibu kepala sekolah ini mereka sudah kembali".

Ibu kepala sekolah menghampiri kami dengan guru-guru pembina perkemahan kami, dengan wajah khawatir dan bersiap untuk memarahi kami. Dengan seorang kakek tua yang sepertinya adalah salah satu penduduk desa di sekitar hutan ini.

"Beno, Tito, Kiko, Siska dari mana saja kalian? Kami semua cemas mencari kalian".

"Maaf bu kami sudah membuat semuanya khawatir, kami tersesat saat masuk ke dalam hutan bu. Saat hujan tadi kami mencoba berteduh di dalam goa di sana bu" jelasku.

"Apa? Kalian masuk ke dalam goa yang ada di hutan ini? Bagaimana caranya? Bukankah goa itu sudah lama hilang dari hutan ini? Goa misterius itu tiba-tiba ada dan tiba-tiba menghilang tertutup rimbunan semak-semak belukar dan perjalanan untuk kesana saja sangat tidak mungkin bisa dilalui oleh manusia bahkan oleh anak muda seperti kalian. Kami saja penduduk setempat sudah tidak ingat di mana tepatnya posisi goa itu berada sejak puluhan tahun yang lalu" jelas kakek tua itu dengan wajah takut dan heran.

"Benarkah kek? Kami saat tersesat disana tidak ada halangan apapun untuk mencapai kesana bahkan kami bisa berteduh di sana saat hujan tadi" ungkap Siska tak percaya.

Pikiranku melayang aku tidak bisa berkata-kata, sebenarnya apa yang terjadi pada kami tadi. Aku ragu sekaligus takut untuk menceritakan apa yang terjadi pada kami sebenarnya, mungkin saja kami akan di beri pertanyaan yang membuat kami terkhusus aku sendiri menjadi tertekan. Kejadian tadi saja sudah cukup membuatku syok apalagi ditambah dengan pertanyaan-pertanyaan lainnya. Kami butuh menenangkan diri terlebih dahulu.

"Kakek kami tadi bahkan melihat sesuatu yang aneh dari dalam goa itu, kami melihat...". Aku menghentikan penjelasan Siska dengan menggenggam tangan mungilnya yang terasa dingin dan gemetar, memberi kode untuk tidak melanjutkan ceritanya karena aku sendiri juga mengerti pasti mereka juga merasakan takut yang sama seperti yang ku rasakan. Untungnya Siska mengerti kode ku itu dan langsung menghentikan ucapannya.

"Maaf bu kami permisi sebentar, kami ingin mengganti pakaian kami yang basah ini dulu bu" sahut ku. "Baiklah nak sebaiknya kalian mengganti pakaian dan langsung tidur kalian pasti sangat lelah, ibu akan buatkan teh hangat untuk kalian menghangatkan badan sebelum kalian tidur".

Kami berjalan melalui mereka menuju tenda kami. Tiba-tiba suara samar-samar kakek tadi memanggil kami dari belakang. "Cu.. HATI-HATI" dengan wajah tanpa ekspresi dia berbicara kepada kami. Entah itu kalimat ancaman atau peringatan tidak ada yang tau. Semua terlihat biasa saja seolah hanya kami yang mendengar suara kakek itu. Kami berempat saling melihat satu sama lain dan melanjutkan langkah kami menuju tenda.

***

Hari berlalu perkemahan telah usai dan kami semua diberi kesempatan libur 1 hari untuk istirahat.

Sesuatu Terjadi...

"Beno pulang... Mama..." teriakku memanggil ibu dan langsung memeluknya padahal hanya 2 hari 3 malam tapi aku sudah sangat merindukan mamaku.

"Sudah sampai Ben, bagaimana kabarmu nak?"

"Iya ma, kabar beno baik-baik aja kok ma hanya capek sedikit aja ma. Beno mau mandi dulu ya ma"

"Yasudah mandi sana Beno bau" mama mengejekku sambal menahan tawanya. Hahaha tentu saja aku wangi dong biapun tidak mandi berhari-hari.

Serrrrr Serrrr gemericik suara air yang turun dari shower membasahi tubuhku, menenangkan fikiranku dari rasa penat yang aku rasakan beberapa hari belakang ini. Wahh nikmat rasanya seperti mendapatkan duniaku kembali.

KLEKK.. Patah?

Aku heran mengapa kran showerku patah saat aku mencoba untuk menutup air yang keluar darinya. Padahal aku tidak menggunakan tenaga yang banyak untuk melakukannya.

Kok Patah? Wow is this a magic?

Aku tidak menghiraukan kejadian itu dan segera membetulkannya. Pikirku mungkin karna sudah longgar mangkanya mudah terlepas.

***

Keesokan harinya aku berangkat sekolah dan melupakan kejadian yang baru ku alami kemarin-kemarin.

Di Sekolah... Mengejutkan...

"Benooooo aduh akhirnya lho dateng juga"

"Iyaa kenapa Sis kok lho kayak panik itu sih, ada apa?"

"Sini ikut gue sebentar ada sesuatu hal yang harus gue bilang sama lho" Siska menarik tanganku menuju bawah pohon beringin tua yang ada di belakang sekolah kami.

"Stop-stop ada apa Siska kok sampe ngajak gue ke tempat sepi kayak gini, lho mau ngapain" candaku padanya.

"Aduh bawel deh, eh Ben ini rahasia yah mungkin kalo lho denger semua ini lho bakal anggep gue gila deh"

"Ya udah jawab dulu lho kenapa? Gue jadi khawatir"

Wajah Siska terlihat sangat takut untuk menceritakan "rahasia" itu pikiranku melayang takut terjadi apa-apa sama Siska sahabatku ini.

"Siska tenang, gue bakal dengerin semua cerita lho kok. Tenang yaa..." tangan kananku menyentuh pundak Siska dan tangan kiriku menyentuh kepalanya mengusap rambut keritingnya yang halus untuk membuat dia merasa tenang.

"Ben... Gu Gu Gue pu punya kekuatan sihir" jawab Siska terbata-bata sambil menundukkan kepalanya.

"Hah kekuatan apa Sis, gimana?" tanyaku tegang.

"Aneh... lho ga mungking percaya Ben, semalem gue mau ambil handphone tapi gue mager ambilnya karna jauh banget dari gue, tiba-tiba handphone gue melayang kearah gue. Gue masih ga percaya Ben, trus gue mau ambil gelas yang ada di sebelah gue dan gelas itu juga dateng sendiri ke gue. Gue takut ben itu hantu atau apa yak? Gue ketakutan banget Ben".

Saat itu aku gak mampu untuk berkata apa-apa hanya bisa diem ngedengerin cerita Siska yang hampir sama dengan hal aneh yang aku alami kemarin. Aku merangkul Siska dan membawanya kembali ke kelas pundaknya terasa gemetar di lenganku.

***

Kehawatiran Menyelimut

Selanjutnya...

"Beno Siska" suara Tito dan Kiko memanggil kami. "Yee kalian berdua dipanggil-panggil kok ga nengok sih, eh Sis lho kenapa biasanya bawel"

"Kiko udah dulu ya Siska lagi ga enak badan"

Di kelas

"Eh guys mumpung ga ada orang di kelas ada yang mau kita certain nih sama kalian"

"Cerita apa lagi? Ga liat Siska lagi pusing gini?"

"Yeee Beno denger dulu ini penting tau.. Gue sama Kiko ngerasa ada hal aneh seolah kami adalah seorang penyihir, punya magic gitu. Rasanya ga bisa di percaya deh lho pasti juga ga percaya gue bingung mau cerita dari mana". Cerita Tito yang antusias tidak bisa menutupi bahwa ada rasa takut dilihat dari ekspresi wajah mereka.

Aneh ternyata ga cuma aku atau Siska yang mengalami hal aneh dan ga jelas ini tapi kami berempat mengalaminya.

Apa mungkin itu karena???

Bersambung...

See the real novel on Wattpad

Baca Juga Tentang artikel di bawah ini :

Republic People

Saya adalah seorang yang suka membuat konten dengan disiplin belajar baik itu mengenai Informasi teknologi (IT), wawasan umum, berita terkini, soal - soal ujian maupun psikotes dan membagikan tips dan trik yang bermanfaat bagi diri saya khususnya maupun masyarakat luas.

A Magic (Wattpad Novel) Episode 2

0 Response to "A Magic (Wattpad Novel) Episode 2"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel